Hut RI ke-73 ; Mengenang Sejarah Di Museum Perjuangan Bogor

Bogor. Jabarkabardaerah.com Sebuah museum yang merupakan menyimpan koleksi benda-benda bersejarah dan cerita perjuangan para pahlawan, khususnya di Bogor, yang berada di Jalan Merdeka No.56, Bogor. Koleksi museum ini terlihat mulai menua, dan disimpan di tempat-tempat pajangan yang juga sudah mulai kusam. Namun tampak depan museum terlihat masih cukup baik.

Gedung yang sekarang ditempati museum ini dibangun pada tahun 1879 oleh seorang pengusaha Belanda bernama Wilhelm Gustaf Wissner. Gedung Museum Perjoangan Bogor pernah digunakan sebagai tempat kegiatan pergerakan pemuda pada tahun 1935, dan pada Perang Pasifik digunakan oleh balatentara Jepang untuk menyimpan barang-barang milik tawanan perang Belanda.

Sejumlah koleksi Surat Kabar tua dari jaman sebelum kemerdekaan tampak disimpan di lantai 1 Museum Perjoangan Bogor. Penyimpanan Surat Kabar tua ini nampaknya harus sudah lebih diperhatikan, agar tidak semakin rusak dan hancur dimakan waktu. Seluruh koleksi Museum Perjoangan Bogor disimpan dan dipajang di lantai 1 dan lantai 2 gedung tua ini.
Tampak muka Museum Perjoangan Bogor yang terlihat masih lumayan baik kondisinya. Pada bagian atas pintu masuknya yang menyerupai gapura dengan ornamen keemasan terdapat nama museum serta relief peta Indonesia yang cukup besar.

Letak Museum Perjoangan Bogor sebenarnya berada di pinggir jalan yang ramai, bahkan persis di depan Pusat Grosir Bogor dan hanya beberapa puluh meter dari kompleks Pasar Merdeka, dan tak jauh pula dari Stasiun Kereta Api Bogor. Namun memang agak kurang menguntungkan karena jalan di depan museum merupakan jalan searah, sehingga orang harus memutar terlebih dahulu.

Di ruangan depan museum terdapat lambang Angkatan ’45 dan patung kepala Kapten Tubagus Muslihat, seorang pahlawan perjuangan yang tewas pada 25 Desember 1945 ketika melakukan penyerangan ke kantor Polisi di jalan Banten (sekarang jalan Kapten Muslihat) yang saat itu dikuasi oleh tentara Inggris dan pasukan Gurkha. Di ruangan ini ada senapan mesin dan cukup banyak koleksi pistol dengan berbagai ukuran yang dipajang dengan menempelkannya pada dinding tembok gedung.

Bentuk pistol itu sudah terlihat antik untuk ukuran sekarang. Ukuran pistol juga sudah terlalu besar dibandingkan dengan kebanyakan pestol yang digunakan sekarang ini. Suasana di dalam Museum Perjoangan Bogor saat itu cukup sepi. Tampaknya masih sangat sedikit pengunjung yang menyempatkan datang berkunjung ke museum. Kota Bogor memang lebih terkenal dengan wisata kuliner, belanja pakaian di factory outlet, serta beberapa tempat wisata yang sudah jauh lebih terkenal sepertiKebun Raya Bogor dan Istana Bogor.

Koleksi sebuah senapan mesin dan mortir yang disimpan di lantai 2 Museum Perjoangan Bogor. Senjata yang sudah tidak lagi digunakan itu terlihat masih saja garang. Di latar belakang foto di atas sebuah relief besar yang menggambarkan kronologis perjuangan para pahlawan di Bogor dan sekitarnya, dalam kurun waktu antara 1945 sampai 1950.
Di ruangan yang sama ada koleksi foto para pejuang dan pahlawan kemerdekaan serta tokoh nasional lainnya. Di sebuah lemari di dekatnya disimpan dengan koleksi pakaian seragam Badan Keamanan Rakyat yang digunakan para pejuang pada tahun 1945. Mesin Jahit merk Singer yang digunakan untuk menjahit pakaian seragam BKR pada tahun 1945 juga disimpan di museum ini.

Salah satu diorama di Museum Perjoangan Bogor, menggambarkan pertempuran yang terjadi di wilayah Bojongkokosan pada 9-12 Desember 1945. Pertempuran itu terjadi antara pasukan pejuang Republik Indonesia melawan konvoi tentara sekutu yang akan menangani pemulangan tentara Jepang yang telah menyerah tanpa syarat setelah kalah perang.

Reporter : Anwar Ressa
Korwil 3 Jabar,kabar daerah.com

Tinggalkan Balasan