DAERAH  

HUT RI Ke-73, Mengenang Sejarah Pertempuran Bojong Kokosan

Sukabumi. Jabarkabardaerah.com -Pencegatan konvoi Tentara Sekutu dari Jakarta menuju Bandung di Des a Bojong-kokosan, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi Jawa Barat. Tepatnya pada 9 Desember 1945 belum pernah dicatatkan dalam sejarah nasional Indonesia. Padahal, peristiwa itu layak disejajarkan dengan peristiwa 10 November di Surabaya.

Peristiwa Bojongkokosan pada tanggal 9 Desember 1945 adalah awal dari serangan – serangan yang disusun oleh TKR pimpinan Letnan Kolonel Eddie Sukardi. Peristiwa ini kemudian menjadi pemicu awal dalam peristiwa yang kita kenal dengan perang konvoi dan merupakan perang konvoi pertama (The Firs Convoy Battle) tanggal 9 sampai dengan 12 Desember 1945

Penghadangan sepanjang 81 Km mulai dari daerah Ratna Teluk pinang dan Cigombong (Bogor) Bojong Kokosan sampai Ciranjang (Cianjur) telah mengakibatkan banyak korban dari kedua belah pihak : pihak sekutu : 50 orang meninggal, 100 orang luka berat dan 30 orang menyerah. Koraban di pihak pejuang : 73 orang meninggal sedangkan perang konvoi kedua pada tanggal 10 sampai dengan 14 maret 1946

Sukabumi merupakan daerah perkebunan yang menguntungkan dan dapat dijadikan sebagai benteng pertahanan yang baik bagi Belanda/NICA. Faktor inilah yang mengakibatkan sekutu datang ke Sukabumi kondisi demikianpun telah melahirkan sebuah “asumsi” yang mengatakan bahwa “apabila ingin menguasai Jakarta harus dapat menguasai Jawa Barat dan apa ia ingin menguasai Jawa Barat, kuasai dulu Sukabumi”. Hal ini pulalah yang juga turut membakar semangat para pejuang untuk mempertahankan Sukabumi sampai titik darah penghabisan. Salah satu upaya mempertahankan Sukabumi dari serangan musuh adalah mengatur strategi dan rencana yang matang

Resimen III yang di tugasi operasi penghadangan konvoi pasukan sekutu mengadakan Herdiskolasi Batalayon – batalayonnya. Oleh karena itu, para pejuang Sukabumi berusaha mempertahankan Sukabumi dengan sekuat tenaga agar tidak jatuh ke tangan Belanda. Komandan Resimen III, Letkol Edi Sukardi memberikan instruksi untuk berdislokasi pasukan, yaitu batalyon yang berkedudukan di kota Sukabumi dipindahkan ke luar kota atas dasar strategis dan teknis pertempuran.

Pertempuran pertama antara tentara Sekutu dengan para pejuang Sukabumi terjadi di daerah Gekbrong. Pertempuran terjadi karena adanya serangan para pejuang Sukabumi terhadap konvoi Sekutu/NICA yang menuju Bandung. Akibat serangan itu, tentara Sekutu dan NICA kembali datang ke Sukabumi dengan konvoi besar sebanyak kurang lebih 100 truk (Badan Pengelola Monumen Pa-lagan Perjuangan 1945, 1986: 15).

TKR dan laskar rakyat yang mengetahui akan kedatangan tentara Sekutu,berkumpul di daerah Gekbrong sekitar 10.000 orang. Pada pukul satu siang didaerah Pancuran Luhur (tidak jauh dari Gekbrong) terjadi pertempuran sengit antara pejuang Sukabumi melawan tentara Sekutu. Pertempuran berlangsung sampai pukul 17.00 sore. Akibat perbedaan senjata menyebabkan para pejuang Sukabumi tidak dapat menahan serangan Sekutu. Untuk meng-hindari korban yang lebih banyak, TRI dan laskar rakyat mundur dan membiarkan tentara Sekutu me-lanjutkan perjalanan ke arah Bogor (wawancara dengan Mohtar K, tanggal 12 Juni 1997).

Pertempuran terus merembet ke daerah lain. Pada tanggal 2 Desember 1945 mulai terjadi pertempuran di daerah Bojong Kokosan. Pada tanggal 9 Desember 1945, para pejuang Sukabumi melakukan penghadangan terhadap konvoi tentara Sekutu sehingga terjadi pertempuran yang dasyat. Pertempuran ini dikenal sebagai Peristiwa Bojong Kokosan, yang menimbulkan korban dari ke kedua belah pihak.

Reporter : Anwar Ressa
Korwil 3 Jabar,kabar daerah.com

Tinggalkan Balasan