Oleh: Nisa Albayani
OPINI . JABAR.KABARDAERAH.COM — Maraknya kasus bunuh diri di negeri mayoritas muslim ini makin meningkat. Pada Oktober ini sudah ada empat kasus mahasiswa yg diduga bunuh diri. Terbaru viral 2 kasus bunuh diri di Semarang.
Pertama, mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro pada Rabu malam 11 Oktober 2023. Korban berusia 24 tahun d temukan tewas di indekosnya di daerah Tembalang, Semarang.
Kasus kedua, mahasiswa Universitas Negeri Semarang di temukan tewas di mall Paragon Semarang Selasa 10 Oktober 2022.
Dugaan sementara kepolisian korban jatuh dari lantai 4 area parkir.
Dari kedua kasus ini kepolisian menemukan surat wasiat yg ditulis korban sebelum memutuskan mengakhiri hidup.
Motif yang sama dari kedua kasus ini adalah karena Depresi, Tidak kuat menjalani hidup dan akhirnya memutuskan untuk bunuh diri. Kasus semacam ini terjadi karena korban salah memandang kehidupan. Orang seperti ini bisa di katakan kurang kuat keimanannya atau bahkan tidak ada. Selain karena lemahnya keimanan seseorang, terjadinya bunuh diri disebabkan karena penerapan sistem sekulerisme kapitalis.
Hal yang membuat mudah stres dan depresi adalah pemikiran kapitalis yang memisahkan agama dari kehidupan. Masyarakat saat ini memandang tujuan hidupnya adalah untuk mendapatkan kesenangan. Karena ini orang-orang jadi salah mengambil standar kebahagian, dan mengira standar kebahagiaannya adalah ketika terpenuhi semua keinginan.
Sebagai seorang muslim, kita tau bahwa pilihan itu tidak benar. Bunuh diri bukanlah solusi atau pun jalan pintas. Justru bunuh diri adalah dosa yang sangat besar. Dalam Islam bunuh diri tidak pernah menjadi sebuah solusi menyelesaikan masalah. Karena justru setelah bunuh diri dan meninggal akan ada masalah baru, yaitu kehidupan selanjutnya yang dinamakan kehidupan akhirat.
Semua amal akan dimintai pertanggung jawaban termasuk bunuh diri. Bunuh diri hukumnya haram dalam Islam.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
تَقْتُلُواْ أَنفُسَكُمْ إِنَّ اللّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا * وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ عُدْوَانًا وَظُلْمًا فَسَوْفَ نُصْلِيهِ نَارًا وَكَانَ ذَلِكَ عَلَى اللّهِ يَسِيرًا
“Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. Dan barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS. An Nisa: 29-30).
Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
من قتل نفسه بشيء عذب به يوم القيامة
“Barangsiapa yang membunuh dirinya dengan sesuatu, ia akan di adzab dengan itu di hari kiamat” (HR. Bukhari no. 6105, Muslim no. 110).
Negara pun seharusnya bertanggung jawab mencegah depresi dan tindak bunuh diri. Negara tidak boleh lepas tangan dalam memberikan pemahaman yang benar.
Sementara kita lihat, pendidikan saat ini tidak mampu membentuk generasi dengan pola pikir dan sikap yang islami. Penerapan sistem sekularisme menyebabkan pola pikir liberal yang membuat seseorang bebas mengakhiri hidupnya ketika tidak mampu menyelesaikan masalah yang di hadapi. Sistem kapitalisme sekuler membuat masyarakat terbiasa memisahkan agama dari kehidupan, sehingga mereka tidak paham tujuan hidup dan solusi apa yang seharusnya digunakan. Sistem kapitalisme harus di hentikan karena menjadi penyebab hancurnya mental masyarakat.
Maka dari itu, penting bagi kita untuk mengkaji Islam. Islam memberikan jalan keluar agar masyarakat jauh dari tindakan tersebut. Melalui pemahaman Islam, bisa menyadarkan kita tentang tujuan hidup dan kepribadian Islam (pola dan sikap yang islami). Orang yang paham Islam akan tetap tegar dalam menghadapi segala ujian. Mengkaji Islam akan membuat kita paham bahwa tujuan hidup kita adalah untuk beribadah kepada Allah SWT.
Wallahu a’lam.