GARUT . JABAR.KABARDAERAH.COM — Pungli di berbagai instansi kembali marak, dengan berbagai alasan dan alibi tidak terkecuali di lembaga PAUD. Sekalipun tidak terlepas dari jeratan pungutan liar yang diduga dilakukan oleh ketua Himpaudi itu sendiri.
Kecamatan Caringin merupakan wilayah terujung Kabupaten Garut yang berbatasan langsung dengan kabupaten Cianjur. Meskipun berada di Garut Selatan paling ujung, namun tarap kehidupannya telah begitu maju pesat, karena tidak terlalu jauh dengan masyarakat yang berada si perkotaan. Sarana dan prasarana kesehatan serta pendidikan seakan merata, hal ini tidak terlepas dari semua upaya pemerintah daerah untuk membangun dan mencerdaskan anak bangsa tanpa ada pembatas.
Khusus di bidang pemerataan pendidikan, Pemerintah pun telah mengalokasikan dana yang cukup besar salahsatunya ada Bantuan Operasional Pendidikan dari mulai kober, PAUD, TK ataupun sejenisnya yang pencairannya tiap Enam bulan sekali, sayang keseriusan pemerintah itu sering kali dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab salahsatunya terjadi di lembaga PAUD. Ketua Himpaudni berinisial “E” diduga telah memanfaatkan kesempatan dalam kesempatan dengan mengutip iuran pada lembaga.
Pada hari Senin tanggal 2 September 2024 Redaksi kabardaerah.com menerima informasi atau semacam Dumas (pengaduan Masyarakat), bahwa telah terjadi pungutan liar yang dilakukan oleh oknum ketua Himpaudni sebesar Rp. 600 ribu yang dibuktikan dengan kwitansi, informasi lain pun bermunculan dari lembaga-lembaga PAUD yang mengatakan hal yang sama, namun pungutannya berpareatif ada yang mengatakan diminta Rp. 300 ribu ada pula yang Rp. 500 ribu.
Rekan dari Kabardaearah.com mencoba menghubungi ketua Himpaudni yang berinisial “E ” untuk melakukan konfirmasi dan klarifikasi tersebut melalui sambungan HandPhone namun tidak di angkat, begitupun ketika di chat melalui WhatsApp tidak dibalasnya. Adapun diduga bukti Kwitansi tersebut dicoba dikirimkan kepada Kepala Seksi anak usia Dini ibu Awat Setiawati membalasnya dengan mengatakan “apa tu ?”. Setelah dijelaskan Beliau mengucapkan Terima kasih atas informasinya dan akan menelusuri sekaligus mempertanyakan kebenaran info tersebut.
Jelang satu hari ketua Himpaudi berinisial “E” mem voice wartawan sekaligus Kepala Biro kabardaerah.com, dengan mengatakan,” Kenapa bapak mendapatkan informasi tersebut tidak di pertanyakan pada saya ? Langsung ujug-ujug ada laporan ke bu Kasi,” tegasnya.
Ditambahkan pula bahwa kwitansi tersebut bukanlah pungutan, akan tetapi kwitansi utang Lembaga pada Himpaudni, jelasnya pula.
” Aneh bin ajaib apa yang di lontarkan ketua Himpaudi tersebut, kalau kah benar kwitansi itu merupakan bukti pembayaran utang piutang kenapa pula tidak di tulis peruntukannya ?, Mungkinkah ini hanya pembelaan semata agar tidak diketahui bahwa itu Pungli ?,” Tutur Kepala Biro KABARDAERAH.Com Garut.
Tidak sampai disitu saja ketua Himpaudni sebagai mana yang di maksud meminta nomor rekening wartawan kabardaerah. Com dan meminta maaf atas keterlambatan mengangkat dan membalas Whatshapp. namun nomor rekening yang diminta ibu ketua Himpaudi tidak diberikannya Karena tidak ada relevansinya, masalah temuan dugaan pungli dengan nomor rekening wartawan itu sendiri.
Didit Maurar Ibon selaku wartawan yang menerima Dumas sekaligus Kepala Biro kabardaerah.com dan juga sebagi ketua Umum Forum Wartawan Garut Selatan mengatakan,” Saya yang menerima Dumas sekaligus menerima bukti kwitansi dugaan pungli tersebut dan saya pun telah mencoba menghubungi ketua Himpaudni tersebut namun tidak di angkat, begitupun ketika di chat beliau tidak membalasnya,eh tiba-tiba meminta maaf dan meminta pula nomor rekening, jelas.. saya tidak memberikan nya, apa korelasinya antara rekening Dengan Dumas yang ada dugaannya pungli?,” Paparnya heran.
Ditambahkan Didit bahwa ada rekan dekat yang menelepon, Beliau adalah mantan Kepala Desa isi percakapan dalam telepon selain saling mempertanyakan kabar yang selebihnya percakapan ngalor ngidul sebagaimana biasanya percakapan sahabat yang sudah lama tidak ketemu,” Kang minta nomor rekening lah ada rizki nih katanya, secara otomatis saya berikan, Eh tau-tau nya yang transfer malah ibu ketua Himpaudni jelas saya komplain kepada teman saya itu dan mempertanyakan apa maksud dan tujuannya hingga berani memberikan nomor rekening saya ke pihak lain tanpa ijin, setelah di chek ternyata ada transfer, saat itu pula saya kembalikan dengan pertimbangan bukan masalah besar kecilnya nilai nominal akan tetapi takut dijadikan bukti suap dan pungli, hingga mungkin saja bisa di kategorikan adanya koorporasi untuk melakukan tindak dugaan pungli tersebut, ” pungkasnya.
***** Tim