DAERAH  

Iuran PGRI Tak Dapat Mengcover Seluruh Biaya Operasional Kegiatan.

JABAR.KABARDAERAH.COM . CIREBON – PGRI salah satu ormas terbesar, karena menampung guru-guru, baik ASN ataupun Swasta, tetap memberlakukan iuran bagi semua anggotanya kecuali guru honorer, karena gaji yang diterima kecil dan tidak memadai.

Ketika Media KD Jabar mendapat info mengenai pungutan pada guru dari pengurus PGRI Kabupaten Cirebon sebesar Rp 10.000,-  perbulannya, maka langsung  mengontak Edin Suhaedin selaku Ketua PGRI Kabupaten Cirebon.

Selanjutnya, melalui sambungan Cellulernya, Edin Suhaedin memberi waktu untuk ketemu dan memberi penjelasan di sebuah kafe gaul “MARKAS” yang berlokasi di Kota Cirebon, belum lama ini.

Usai memesan makanan yang yang tercantum di buku menu, Ketua PGRI yang sudah purna bakti itu menjelaskan kegiatan PGRI tahun ini maupun tahun sebelumnya kepada KD Jabar.

Menurut Edin, HUT PGRI di tahun ini hanya diselenggarakan di tingkat cabang (di wilayah Kecamatan) saja.  Pengurus Kabupaten hanya hadir untuk menyaksikan dan mengikuti kegiatan yang ada.

Menyikapi iuran yang dipungut sebesar Rp. 10.000, Edin menjelaskan tidak semua dipungut dengan nilai yang sama sebesar Rp.10.000, tapi banyak yang anggotanya bayar hanya di kisaran Rp. 6.000 sampai Rp. 7.000 saja.

” Perlu diketahui, tidak semua bayar iuran anggota, karena saat ini susah untuk menagihnya sementara kebutuhan yang rutin banyak. Dari iuran yang dipungut cabang itu, diwajibkan setor ke pengurus Kabupaten  sebesar Rp. 3.000 saja, yang peruntukannya Rp. 2.000 untuk Kabupaten, Rp. 800 untuk Propinsi, dan Rp. 200 untuk Pengurus Besar di pusat,” terangnya.

Lebih lanjut Edin menerangkan,” Uang iuran yang Rp 2.000 disetor untuk Kabupaten dengan kisaran anggota yang membayar iuran berjumlah antara Rp. 7.000 – Rp. 8.000 Orang dan itupun susah untuk menagihnya “.

” Walaupun hanya Rp 2.000 saja seperti bayar uang parkir mas,  padahal yang ngurusin sertifikasi pengurus Kabupapaten. Disamping itu, pemasukan dana dari anggota, juga ada dari gedung PGRI yang sering digunakan untuk kegiatan seminar ataupun hajatan dan lain sebagainya,”lanjutnya lagi.

” Perlu diketahui juga ya,  penghasilan dari gedung PGRI tidak dapat meng cover biaya operasional terutama listrik. Dengan kondisi yang ada, saya (Edin) selaku ketua PGRI tetap saja nombok untuk melakukan kegiatan, sementara untuk operasional kegiatan kecil, pengurus tidak menerima gaji atau insentif apapun kalaupun ada saat acara pleno diberi uang transportasi hanya Rp 100.000 sampai Rp.150.000 saja,”keluhnya.

Disamping itu menurut Edin, ” Jumlah karyawan PGRI kabupaten Cirebon itu ada 5 orang, coba cari tahu pengurus PGRI mana yang memiliki jumlah karyawan seperti PGRI kabupaten Cirebon yang setiap bulannya harus di gaji, tapi saya berupaya bagaimana agar gedung PGRI kita itu terlihat hidup dan selalu ada kegiatan setiap hari “.

” Mengenai bantuan Pemda saya tidak menyangkal dan pernah dapat kucuran sebanyak 75 juta tapi hanya sekali saja, dan kalau setiap tahun enak ngaturnya,” pintanya.

Ketua PGRI kabupaten Cirebon yang baru menjabat dua tahun lebih ini menegaskan,” iuran angota PGRI yang setiap bulan itu untuk kegiatan – kegiatan seperti, kegiatan pleno,  studi banding,  hari ulang tahun PGRI dan lain sebagainya “.

” Adapun jika ada pungutan lain,  biasanya karena dananya tidak mencukupi sesuai dana yang tersedia, contohnya HUT PGRI, otomatis ada PGRI cabang yang tidak berani, akhirnya dana  seadanya uang iuran,  tapi kalau lomba – lomba yang menghabiskan biaya besar, cari sponsor, dan kalau dari sponsor tidak mencukupi ya kita cari iuran lagi ke anggota sampai mencukupi,”kata Edin.

” Jadi itu mah insidental hari ulang tahun guru kabupaten Cirebon terkonsentrasi di masing – masing kecamatan, yang masing –  masing punya kreasi sendiri, tapi kami tetap menyampaikan petunjuk sesuai dengan keterbatasan yang ada, kemampuan yang ada, silakan diatur agar kegiatan itu bisa terselenggara, termasuk upacara,” ujarnya.

Edin menuturkan, ” Kabupaten Cirebonnya akan menyeleggarakan berbagai kegiatan yang memerlukan biaya cukup besar, jadi kami hanya mengikuti kegiatan turun ke cabang – cabang, dan kita memberangkatkan ke pusat nanti tanggal 30 November di tahun kedua, di tahun ketiga nanti akan ditarik kongres tingkat kabupaten, jadi selang seling lah, kasihan masalah biaya kabupaten dengan biaya kecamatan. Biaya  kecamatan kalau mengirimkan peserta voli ball, futsal kan memerlukan biaya besar “.

” Oleh karena itu, sudahlah sekarang konsentrasinya ke pusat saja, dan ke provinsi, itu juga memerlukan biaya yang cukup besar. nah, nanti tahun ketiga  di kabupaten tidak ada lomba – lomba lagi, seperti  kemarin ada gerak jalan, ada sepeda sehat, ada senam, ada bulu tangkis, ada futsal dan lain lain,”tuturnya lagi.

” Kami semua bekerja profesional, karena kami mengambil wasit dari KONI supaya berkeadilan,  biayanya kan cukup besar juga, karena wasitnya kan wasit yang  sudah punya sertivikat, jadi tidak  sembarangan dalam mencari wasit,” kata pria yang masih terlihat muda ini.

“Saya akan memberi kesempatan kepada generasi penerus, kami bangga PGRI Kabupaten Cirebon itu kedepan dipimpin oleh guru milenial, guru yang berkemampuan, seiring dengan gebrakan menteri yang baru, karena saya sudah purna bakti, berdasarkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga  PGRI pun tak melarang, silahkan mencalonkan,” pungkasnya. (yan/kd)