DAERAH  

Jalan Penghubung, Kondisinya Rusak Dan Berlubang

INDRAMAYU, jabarkabardaerah.com –
Di tengah gencarnya pembangunan infrastruktur hingga ke pelosok-pelosok desa, perbaikan masih ada infrastruktur jalan yang kondisinya rusak, banyak berlubang dan membahayakan pengguna jalan, sehingga sering dikeluhkan oleh warga sekitar sebagai pengguna jalan tersebut.

Salah satu ruas jalan penghubung dari kecamatan Gantar menuju Desa Temiyang Sari. Warga harus melalui jalan yang kondisinya berlubang dan rusak sepanjang puluhan kilo.

Pantauan di ruas jalan kecamatan ini, lalulintas yang melewati badan jalan beraspal hotmix dengan lebar sekitar tiga meter itu setiap dikunjungi sangat ramai. Namun jalan ini hanya bisa dilalui satu mobil. Kendaraan roda empat atau truk yang melintas, siap berpapasan maka salah satunya harus mengalah. Namun karena akses jalan ini memangkas jarak serta menghemat waktu saat menuju Desa temiyang sari maupun daerah kecamatan Gantar harus memutar lebih jauh lagi.

Menurut sejumlah warga lokal, dengan kondisi kerusakan aspal jalan serta jumlah lubang menganga yang cukup dalam, jalan yang menjadi akses menuju permukiman di dua Kecamatan Gantar Dan Kecamatan Kroya inilah yang telah menyebabkan kecelakaan. Warga yang dilewati ini harus ektra hati-hati sebelum malam hari dan saat musim hujan. Air hujan menggenangi lubang aspal dan lubang tersebut tidak akan terlihat dari jarak jauh. Selain jatuh terjerembab, aspal yang menganga, pengendara kerap yang kehilangan kendali sehingga bisa terperosok ke dalam sawah.

Seorang warga Temiyang Sari Abdullah (57) mengatakan kondisi jalan tersebut sangat merugikan warga yang melintas. Kendati jalan rusak dan berlubang tersebut sudah belasan kali rusak belum juga diperbaiki juga padahal warga sudah sering mengadukan hal ini kedinas terkait tapi tidak juga direspon untuk diperbaiki.

“Wah sudah berkali-kali. Sudah banyak korbannya,” katanya.

Ia mengutip tentang kecelakaan yang disebabkan oleh jalan rusak dan berlubang itu seperti yang diperkirakan salah bidan yang terjerembab kelubang jalan setelah lapisan aspalnya tergerus dan digenangi oleh air. Terkadang di jalan di depan Rumah itu juga dihuni orang terdekat. Menantunya pernah menjadi korban jalan berlobang yang sudah dua tahun belum mendapatkan perbaikan dari pemerintah ini. “Sudah dua tahun. Tidak siang, malam tidak ada yang datang,” ungkapnya.

Warga lainnya, Ahmadi (60) juga menyatakan keperihatinannya sebagai warga terhadap kondisi jalan yang melalui permukimannya. Menurutnya warga lokal juga sering mengurug lubang jalan itu dengan pasir. “Karena kena hujan pasirnya hilang. Jadi lubangnya kelihatan lagi,” jelasnya. (c.tisna).