BOGOR . JABAR.KABARDAERAH.COM –Pembangunan gedung Sekolah Baru Leuwinutug diduga dijaga orang khusus dari pihak pengembang. Bahkan oknum Dd, fh , S tersebut berani “menjual” nama kepala desa.
Hal itu terkemuka saat beberapa Wartawan mencoba menggali informasi di lokasi proyek, namun oknum penjaga proyek menghalanginya.
Dia bahkan terus menerus menjual nama Kades,” bahwa yang berkaitan dengan proyek ini harus melalui Kepala Desa Leuwinutug, H. Deden, ” ujarnya.
“Siapa pun yang datang, baik dari Media dan LSM harus menemui Kang Deden, Kepala Desa,” ucap pria berbadan gempal dan tinggi yang berinisial fh , S juga Dd yang diduga sebagai penjaga proyek.
Dalam keterangan yang sempat terekam video itu, sang pria mengaku tidak tahu apa-apa, dan hanya ditugaskan oleh pihak kontraktor proyek.
“Saya kurang tahu. Perintahnya seperti itu,” kata pria berbadan gempal itu.
Sementara Kades Leuwinutug, H. Deden langsung turun ke lokasi setelah membaca pemberitaan dari beberapa Media yang menyinggung terkait Kades Diduga melakukan Backup Proyek. Saat dikonfirmasi wartawan, Ia mengaku geram namanya dijual oknum-oknum tidak bertanggungjawab, yang bahkan tidak Ia kenali.
“Saya berjuang untuk SMP ini dari tahun 2019, Tiba-tiba saya tahu dari RW ada yang cek lahan untuk pembangunan sekolah, saya marah, minimal mereka kulo nuwun, atau permisi dan kasih tahu saya dong, karena mereka mendapatkan proyek berkat usulan kami kan,” ujar H. Deden..
Sementara itu terkait oknum yang menyebut nama dirinya, H. Deden menjamin bahwa orang-orang tersebut hanya ingin “Menggoreng” nama kepala desa.
“Dia ini sebagai apa?, Dia siapa?, warga saya kah?, kok berani-berani mengatur dan menjual nama saya. Saya sudah tegur pengembang karena jual-jual nama saya. Sekarang saya berjuang dari tahun 2019, jadi wajar saya marah. Saya bilang (ke pihak pengembang) Anda permisi dulu dan warga saya libatkan jadi tenaga kerja, masa hanya mengaduk atau kuli kasar harus dari orang luar,” paparnya.
Ia menjelaskan, Leuwinutug juga memiliki BUMDes dan berharap bisa dilibatkan dalam warga masyarakat terdekat dalam proyek tersebut.
“Ya, minimal materialnya sebagian dari BUMDes lah, saya gak muluk-muluk dan itu normatif jika dilibatkan. Sekarang tiba-tiba, LSM dan wartawan harus ke saya, lah, apa kapasitas saya,” jelas (29/8/24).
Terkait namanya dijual oknum, Ia menegaskan bahwa dirinya bukan sebagai apa-apa dalam proyek, hanya sebagai pengusul adanya SMPN 4.
Berdasarkan keterangan dan pemberitaan yang berhasil diperoleh, proyek ini juga pernah ditinjau Sekretaris Komisi lll DPRD kabupaten Bogor Ferry Roveo Checanova beberapa waktu di salahsatu media.
Ia mengaku akan terus mengawasi proyek guna mengantisipasi terjadinya mangkrak dalam pembangunan unit gedung baru (UGB) di tahun 2024.
“Harus kita awasi bersama-sama, jangan sampai proyeknya malah mangkrak (tidak selesai) dan malah jadi Silpa (Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran),” ujarnya.
Dirinya juga meminta CV. Tritunggal Sejahtera sebagai kontraktor/pelaksana untuk memaksimalkan pekerjaan dalam pembangunan UGB SMP Negeri 4 Citeureup. (Indri)