Menkopolhukam Meminta Menhan Tak Mudah Berspekulasi, Tentang Pejabat Yang Menjadi Incaran Pembunuhan

JABAR.KABARDAERAH.COM – Jakarta, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto meminta kepada Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu tak mudah berspekulasi, Hal ini terkait pernyataan Ryamizard saat jumpa pers yang tak yakin ada kelompok yang benar-benar ingin membunuh empat pejabat negara saat kerusuhan 21-22 Mei lalu.

Wiranto juga menegaskan proses hukum soal rencana pembunuhan empat pejabat negara itu sudah berjalan di ranah kepolisian.

“Saya kira begini, ini kan proses hukum sudah jalan, jadi enggak usah kita berspekulasi,” ujar Wiranto saat di wawancara rekan media di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Jumat (31/5/2019).

Empat pejabat yang disebut menjadi target pembunuhan yakni Wiranto, Menteri Koordinator Maritim Luhut Binsar Panjaitan, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan dan Staf Khusus Presiden bidang Intelijen Gories Mere.

Oleh karena itu, ia kembali meminta kepada seluruh masyarakat untuk tak melulu berspekulasi lebih jauh terkait kasus tersebut. Lebih lanjut, Wiranto tak keberatan bila tokoh manapun memiliki keinginan untuk merespons isu tersebut. Akan tetapi, ia mengingatkan agar tak mudah berspekulasi.

Ia lantas meminta kepada seluruh masyarakat tetap sabar menunggu proses hukum yang sedang berjalan.

“Tokoh manapun boleh mengatakan ini itu, tapi jangan berspekulasi, karena proses hukum berjalan, kita tunggu saja proses hukum berjalan,” ungkapnya.

Wiranto meyakini hasil penyelidikan dari pihak kepolisian terkait rencana pembunuhan empat pejabat akan diketahui masyarakat dengan jelas bila selesai dilakukan.

“Nanti kita akan ketahui dari alur analisa hukum, alur BAP, alur pembuktian, nanti akan ketahuan dengan jelas, masyarakat akan tahu, enggak usah kita berspekulasi ini dan itu,” ujar Wiranto.

“Soal komentar-komentar lain biarin sajalah,” katanya lagi.

Sebelumnya, Ryamizard tak yakin ada ancaman terhadap empat pejabat negara itu. Ia mengatakan ancaman pembunuhan itu hanya sebatas gertakan semata. Menurut dia, ancaman pembunuhan tersebut juga tak terlepas dari dinamika politik.

“Misalnya kan kita ngomong, nanti gua gebukin lu. Kan belum tentu gebukin. Ya, kita tahulah yang namanya politik kan memang begitu,” pungkas mantan KSAD itu.(red/rilis)