• PEDOMAN MEDIA SIBER
  • KODE ETIK
  • BOX REDAKSI
  • TENTANG KAMI
Kabar Daerah Jawa Barat
  • BERANDA
  • DAERAH
  • TERBARU
  • HEADLINE
  • HUKUM & KRIMINAL
  • OPINI
  • SENI & BUDAYA
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • DAERAH
  • TERBARU
  • HEADLINE
  • HUKUM & KRIMINAL
  • OPINI
  • SENI & BUDAYA
No Result
View All Result
Kabar Daerah Jawa Barat
No Result
View All Result
HOME JAKARTA BABEL JABAR BANTEN JATENG RIAU SULUT ACEH SUMUT KEPRI SULBAR SULTENG SULTRA GORONTALO SULSEL MALUKU MALUT PAPUA BARAT KALTARA KALSEL KALTIM PAPUA SUMBAR JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG JOGJA JATIM NTB NTT BALI KALBAR KALTENG
Penanggulangan Sampah Plastik Untuk Keberlangsungan Kehidupan

Penanggulangan Sampah Plastik Untuk Keberlangsungan Kehidupan

Juni 3, 2018

Jakarta, Kabar Daerah JB. (03/06/2018) Dalam keadaan Dewasa saat ini salah satu yang menjadi masalah lingkungan yang paling berbahaya untuk dihadapi adalah sampah plastik. Padahal kita tahu, untuk menghancurkan plastik dibutuhkan waktu puluhan tahun.

Faktanya ada tambahan sekitar 300 juta ton sampah plastik dari berbagai penjuru dunia, dan 8 juta tonnya berakhir di laut. Tak hanya mencemari laut, hal ini juga membahayakan kehidupan bawah laut diantaranya racun, pendangkalan dan kurangnya oksigen dibawah laut.

Kecuali tindakan drastis diambil, para peneliti memprediksi ada lebih banyak sampah plastik daripada ikan di lautan saat 2050 nanti.

Hal inilah yang menguatkan Komisi Uni Eropa untuk melarang produk-produk plastik sekali pakai, termasuk sedotan plastik, piring, dan alat makan lainnya.

Sebagai gantinya, pihaknya memberi alternatif ramah lingkungan, bahkan beberapa ada yang bisa dimakan.

Alat makan yang bisa dimakan

ArtikelLainnya

Abrasi Kemerdekaan Pers, Membuat Narasi Tak Bertaring Seperti Penulis Kehabisan Tinta, Tiga Tahun Kedepan Bisa Menulis Tapi Tak Terbaca

Kepastian Hukum Kepala Daerah Dalam Menghadapi Pemilu Serentak dan Posisi Bupati Bekasi Di Demo Turun Dari Kursi PJ Bupati

PHK Masif Industri Tekstil: Pemerintah Jangan Menutup-nutupi

Banyak dari binatang laut sering tanpa sengaja menelan sedotan plastik. Untuk demi perlindungan lingkungan, kita bisa menggunakan alat makan yang juga bisa dimakan. Ada beberapa perusahaan dunia yang sudah bergerak untuk mulai memproduksinya.

Di Jerman, perusahaan Wisefood mengembangkan sedotan semacam itu dari sari jus apel, ada pula garpu yang bisa dimakan bikinan perusahaan India Bakey, atau alat makan dari tepung kentang buatan perusahaan AS SpudWares.

Jika hal seperti ini belum masuk ke Indonesia, kita bisa ikut ambil bagian dengan menggunakan alat makan yang dapat dicuci dan dipakai lagi. Mulai dari sendok, piring, gelas, bahkan sedotan yang terbuat dari kaca atau aluminium.

Murni dari bahan organik

Tak hanya peralatan makan seperti sedotan, sendok, atau garpu saja yang bisa dimakan.

Perusahaan Biotrem asal Polandia pun mengembangkan piring yang bisa dimakan. Bila tak ingin menelannya pun tak masalah, sebab mereka menciptakan piring ini dari bahan organik yang bisa terurai seluruhnya setelah 30 hari.

Uni Eropa dalam jangka panjang juga ingin mendorong jaringan restoran cepat saji, kafe dan bar untuk mereduksi penggunaan gelas plastik. Setengah triliun gelas plastik digunakan setiap tahun, di mana sebagian besar digunakan satu kali saja. Beberapa perusahaan sekarang menawarkan alternatif berbasis tanaman.

Perusahaan dari Bali, Avani, mengembangkan bioplastik kompos yang terbuat dari sari jagung. Gelasnya terlihat seperti gelas plastik biasa, tapi gelas ini dapat terurai. Tapi sebaiknya gelas ini didekomposisi di fasilitas kompos komersial, jangan di belakang rumah Anda.

Penggunaan bambu

Cara mudah mengurangi sampah plastik adalah menggunakan gelas yang bisa digunakan berkali-kali. Tapi kita tidak selalu membawa gelas itu ke mana saja. Di Berlin sedang dilakukan uji coba dengan gelas bambu yang bisa dipinjam. Gelas itu diberikan dengan membayar uang jaminan. Kalau gelas itu dibawa kembali, uang jaminan akan dikembalikan.

Produk plastik lain yang akan dilarang di Uni Eropa adalah korek kuping. Sekarang ada alternatifnya: batang yang terbuat dari bambu atau kertas. Tetapi aktivis lingkungan mengatakan, yang terbaik adalah membersihkan telinga Anda dengan handuk saja. ( Sumber Kompas.com )

ShareTweetSend
Previous Post

Yayasan Sabibul Furqon Bintara Membagikan Sembako ke kaum Du’afa dan Yatim Piatu Desa Cileduk Setu

Next Post

Ormas Pemuda Pancasila Karang Asih Berbagi untuk Sesama, Ta’jil dan Santunan Yatim

Discussion about this post

Kabar Daerah Network

  • Aceh
  • Sumut
  • Sumbar
  • Kepri
  • Riau
  • Jambi
  • Sumsel
  • Bengkulu
  • Lampung
  • Babel
  • Yogyakarta
  • Banten
  • DKI Jakarta
  • Jabar
  • Jateng
  • Jatim
  • NTB
  • NTT
  • Bali
  • Kalbar
  • Kaltara
  • Kalteng
  • Kaltim
  • Kalsel
  • Sulut
  • Sulbar
  • Sulteng
  • Sultra
  • Sulsel
  • Gorontalo
  • Malut
  • Maluku
  • Papua
  • Papua Barat

Tentang Kabar Daerah

PT KABAR DAERAH INDOMEDIA

Media Online & TV Streaming Nasional

Portal berita dan TV Streaming nasional yang tersebar di seluruh Indonesia. Memberikan informasi daerah terupdate, tercepat dan terlengkap.

Seluruh Wartawan Kabar Daerah dibekali oleh ID Card dan Surat Tugas yang terdaftar dalam Box Redaksi.

  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • KODE ETIK
  • BOX REDAKSI
  • TENTANG KAMI
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • DAERAH
  • TERBARU
  • HEADLINE
  • HUKUM & KRIMINAL
  • OPINI
  • SENI & BUDAYA


© 2018 PT. Kabar Daerah Indomedia
Aceh | Sumatera Utara | Kepulauan Riau | Riau | Sumatera Barat | Jambi | Sumatera Selatan | Bengkulu | Lampung | Bangka Belitung | Jawa Barat | Banten | DKI Jakarta | Jawa Tengah | Yogyakarta | Jawa Timur | Sulawesi Utara | Sulawesi Barat | Sulawesi Tengah | Sulawesi Tenggara | Sulawesi Selatan | Gorontalo | Kalimantan Utara | Kalimantan Barat | Kalimantan Tengah | Kalimantan Selatan | Kalimantan Timur | Nusa Tenggara Barat | Nusa Tenggara Timur | Bali | Maluku | Maluku Utara | Papua Barat | Papua