DAERAH  

PKBM Insan Mulia Gelar ANBK Khusus

GARUT . JABAR.KABARDAERAH.COM — Kegiatan Asesmen Berbasis Komputer di selenggarakan oleh PKBM Insan Mulia selama Dua hari, dari tanggal 14 sampai 15 September 2024, yang di ikuti oleh sebanyak 21 peserta didik dari kesetaraan paket “B”. hal ini mengacu pada program Kemendikbudristek.

Ditemui di tempat belajar mengajar PKBM Insan mulia jl.cikoneng hilir Rt. 05 Rw. 02 kecamatan Pakenjeng Garut Ahmad Zaenal M.S.pd mengatakan,” Kegiatan ANBK ini diselenggarakan sebagaimana tujuan pemerintah yaitu untuk meningkatkan literasi para peserta didik untuk mampu berdikari berdasarkan ilmu yang telah dipelajarinya selama mengikuti proses kegiatan belajar di PKBM Insan Mulia, kami berharap mereka kelak tidak hanya sekedar menyandang ijazah saja, namun lebih memiliki ke ilmuan yang harus bermanfaat baik untuk dirinya sendiri maupun orang banyak, dalam arti bisa bersosialisasi ditengah tengah masyarakat,” ungkapnya.

Ditambahkan pula bahwa” Antusias peserta didik sangat tinggi terlihat dari keseriusan meneliti dan menela’ah semua soal yang ada, tentunya sebagai Kepala lembaga beserta para guru pembimbing sangat lah bangga, semoga saja kelak mereka bisa menjadi manusia yang berkepribadian baik dan juga bisa mengimplementasikan ilmu yang didapatnya dengan baik serta bermanfaat pula,” tegasnya.

PKBM Insan Mulia berada di bawah naungan Yayasan Daarul Fikri Jabbar yang di ketuai oleh Yulianti S.pd. Sama seperti halnya Kepala Sekolah ibu Yulianti mengamini apa yang telah dikatakan kepala Sekolah diatas namun Beliau menambah beberapa kata,” Belakangan ini ramai sekali membicarakan prihal PKBM jarang sekali mereka pemerhati kegiatan keseteraan mendapatkan nilai positif, bahkan sebaliknya pandangan miring, sering kali mereka mencibirkan bibir mengaggap bahwa PKBM merupakan lembaga yang notabenenya hanya untuk menyerap anggaran BOP saja, bahkan sering kali para rekan media pun menulis atau memberitakan hal-hal yang negatif tentang PKBM, yakni fiktif, ada yg bicara malah dapodik tidak sesuai dan banyak-banyak lagi berita miring yang tersaji tentang PKBM,” Ungkapnya.

Di jelaskan pula bahwa,” Program Kesetaraan pada dasarnya untuk meningkatkan IPM dan sarana belajar yang tidak terikat ataupun seketat Formal, baik cara kegiatan belajarnya maupun penerapan disiplinnya. Dengan berbagai alasan mereka tidak bisa melanjutkan sekolah secara formal dari mulai tingkatan kemampuan perekonomian orang tuanya yang kurang memadai sampai pada kurangnya pemahaman akan pentingnya pendidikan. jadi kami khususnya PKBM Insan Mulia berkewajiban memberikan arahan dan bimbingan terhadap peserta didik dan mungkin juga pada orang tuanya. hal’ tersebut tidak semudah membalikan telapak tangan,” jelasnya.

” Namun dalam hal ini kami pun tidak menyalahkan kalau mungkin saja ditemukan PKBM-PKBM yang tidak jelas atau secara peng administrasinya acak-acakan tau tidak sesuai harapan dan acuan regulasi tentang PKBM itu sendiri akan tetapi tidak berarti harus serta merta dipersalahkan perlu adanya suatu analisis alasannya,” terangnya.

Di ungkapkan pula bahwa,” Mengelola PKBM boleh dibilang gampang-gampang susah perlu adanya keseriusan dan niatan yang tulus pula. Seringkali banyak pihak yang berasumsi bahwa para pengelola PKBM setiap kali anggaran BOP turun secara otomatis bisa menjadi pundi-pundi pengumpulan kekayaan itu sama sekali tidak benar, coba kita rinci bersama bantuan BOP untuk paket ” B” Rp.1500.000 per siswa per tahun cair per enam bulan sekali.kalau peserta didiknya ada 100 orang berarti nominal yang di terima sekitar Rp.150.000.000.00,- dibagi 2x pencairan dibagi Enam bulan. perbulannya mendapatkan anggaran kurang lebih 12. 500.000..00.,- per bulan sementara kebutuhan 100 peserta didik boleh di bilang relatif pas pasan dari mulai pembayaran rekening listrik,bayar honor guru.instensip kepala Sekolah, buku modul dan kebutuhan lainnya termasuk dari100 peserta didik hanya sekitar 42 % yang berstatus usia sekolah selebihnya usia lanjut yang tidak mendapatkan Bantuan Operasional Pendidikan atau tidak didanai oleh negara. bisa di bayangkan betapa repotnya bagaimana mengatur biaya ataupun anggaran yang paspasan itu?, sementara para peserta didik harus dilayani dan di perlakukan sama tanpa diskriminatif. Jadi dalam hal ini tolong jangan terlalu memojokan lembaga, untuk sering dulu informasi dan kritik yang sifatnya membangun dari manapun dan siapapun, kami sambut baik. Selaku manusia yang tidak pernah lepas dari salah, mari kita saling mengingatkan demi perbaikan. Kita semua harus pula sepakat bahwa untuk mewujudkan mencerdaskan anak bangsa merupakan tanggung jawab bersama,” pungkasnya. (Didit)