Puluhan Pekerja Pabrik Genteng Ikuti Lomba Bina Raga Antar Jebor

JABAR.KABARDAERAH.COM . MAJALENGKA- Puluhan pekerja pabrik genteng atau biasa disebut Jebor mengikuti Lomba Binaraga Antar Jebor melalui kompetesi bertajuk Jatiwangi Cup yang digelar Jatiwangi Art Factory (JAF).

Lomba binaraga ini rutin setiap tahun digelar, namun karena Pandemi Covid-19 kegiatan menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat.

Direktur JAF Ginggi Syar Hasyim mengatakan lomba ini digelar sejalan dengan semangat HUT kemerdekaan RI, sekaligus memperingati pencapaian kebudayaan pengolahaan tanah yang sudah lebih dari seabad lamanya telah berlangsung.

Ginggi mengatakan, kontes tahunan yang diikuti para pekerja bertubuh kekar dari sejumlah pabrik genteng di Jatiwangi tersebut digelar untuk memperingati HUT ke-75 Republik Indonesia, sekaligus sebagai rasa syukur atas karunia yang diberikan.

“Jebor atau pabrik genteng merupakan salah satu sarana kehidupan manusia Jatiwangi yang kehadirannya bahu-membahu dengan pertanian, dan ini sudah berlangsung lama,” kata Ginggi, Senin (10/8/2020) melalui siaran Persnya.

Pengalaman manusia Jatiwangi dalam mengolah tanah, kata Ginggi benar-benar telah menubuh. Hal itu bisa dilihat dari lekuk tubuh para peserta Jatiwangi Cup itu.

“Kelihatan bentuk tubuh mereka didapatkan, sebagai hasil dari mengolah tanah untuk menjadi genteng (keramik) yang menaungi atap-atap rumah kita. Jatiwangi Cup memang merayakan kebugaran sekaligus lekuk tubuh para pekerja pabrik genteng, para manusia Jatiwangi,” paparnya.

Dia menegaskan, dalam suasana Pandemi Covid-19 ini, bekerja di rumah sudah menjadi himbauan pemerintah. Namun kondisi itu tidak berlaku bagi kaum pekerja pergentengan atau biasa disebut jebor (pabrik genteng), karena dirinya menganggap jebor sebagai rumah kedua.

“Jatiwangi Cup 2020 mestinya berlangsung di PG Super Bambang, Baturuyuk, Tapi karena pandemi menuntutnya untuk menyesuaikan diri menerapkan protokol kesehatan dan digelar di Jebor Hall, Jatiwangi art Factory,” tukasnya.

Karena harus menjaga jarak, lanjut dia, yang dipersilakan menonton hanya anggota keluarga peserta. Tentunya dengan duduk dalam kluster-kluster yang berjarak dengan protokol kebersihan yang ketat, Termasuk tahap penjurian dibagi dua. “Teknisnya, keseluruhan peserta didatangi ke pabriknya masing-masing untuk difoto,” ucapnya.

Hasilnya diunggah untuk penilaian. Kemudian, dua puluh peserta yang lolos seleksi akan memeragakan tubuhnya bak peragawan, di sebuah Catwalk lengkap dengan segala gemerlap lampu dan musiknya.

“Nanti tiga orang juri akan melakukan penilaian daring sementara dua yang lainnya akan duduk di hadapan panggung,” tuturnya. (yan/kd/rilis)