DAERAH  

Rayon PKBM Kecamatan Pakenjeng Garut Adakan Silahturahmi Dengan Perwakilan Unsur Media

GARUT . JABAR.KABARDAERAH.COM — Para unsur pengelola dan pengurus PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) Kecamatan Pakenjeng Garut adakan pertemuan Silaturahmi dengan unsur perwakilan media yang sering mengadakan Investigasi di wilayah Garut Selatan.

Rabu (02/08/23) bertempat di rumah H.Jana Ali Safikin, SHI selaku ketua yayasan Aljihadyyah Kp. Pasir Langu Desa Pasir Langu, Kecamatan Pakenjeng Garut. Hampir semua petinggi pengurus lembaga PKB yang berada di Kecamatan Pakenjeng berkumpul mengadakan silaturahmi. Dalam acara yang digagas Saudara Diki sebagai pengurus Rayon PKBM Kec. Pakenjeng mendapat respon baik, karena pada intinya dalam acara pertemuan tersebut menyamakan persepsi tentang pengelolaan dan pengembangan PKBM itu sendiri dalam upaya turut serta menaikan IPM dalam artian mencerdaskan anak bangsa, Didalam suatu pemaparannya H. Jana memberikan arahan agar para pengelola PKBM berpedoman pada aturan dan regulasi yang telah ditetapkan pemerintah serta memberikan informasi yang seluas-luasnya kepada masyarakat tentang pembelajaran non formal, untuk itu diharapkan PKBM-PKBM yang berada di Pakenjeng agar segera memasang plang sebagai petunjuk bagi masyarakat agar mudah mengaksesnya pun begitu bila ada dari pihak Media dan LSM yang akan mengkonfirmasi segala sesuatu kegiatan PKBM yang dikelola oleh masing-masing penyelenggara.” Saya berharap para penyelenggara pendidikan non formal agar proaktif kepada para pencari informasi agar tidak ada prasangka yang negatif. Pengadministrasian diharapkan pula supaya lebih tertib, laporan penggunaan anggaran alangkah lebih baik terpampang, karena hal ini sering kali mendapatkan perhatian yang luar biasa dari berbagai pihak,” harapnya.

Didit Maurar Ibon Ketua Umum Forum Warga dan Wartawan Garut Selatan dalam kata sambutannya memberikan apresiasi tentang ide silaturahmi tersebut, banyak sekali manfaat yang di dapat selain dalam rangka untuk mempererat silaturahmi diantara para pengelola PKBM, bisa pula untuk sharing kekurangan dan kelebihan plus menyamakan persepsi dalam upaya membangun karakter dan mencerdaskan anak Bangsa.

Dikatakan pula bahwa apa yang disampaikan H. Jana,” Merupakan suatu ide dan gagasan yang bagus karena pengelola atau pun penyelenggara PKBM harus sejalan dan seirama untuk menggejot IPM kabupaten Garut, Dimana pada saat ini masih jauh dari cukup dan memadai, bukan sekedar mengejar diploma atau ijazahnya, namun di harapkan lulusan pendidikan non formal betul-betul bisa mandiri dan mempunyai kemampuan berpikir, berkarya sehingga bisa bersaing dengan pendidikan formal. Dengan demikian image yang kurang baik dapat dinetralisir,” tandasnya.

Didit sangat berharap masyarakat Garut pada khususnya mempunyai skill yang mumpuni, melalui pendidikan kesetaraan ini,” Mudah-mudahan akan berdampak pada peningkatan ekonomi, sosial serta perilaku dan karakter masyarakat Garut yang beradab, santun serta penuh dengan rasa gotong royong dan kekeluargaan. Hal tersebut tentunya harus di tunjang dengan niatan yang baik terutama oleh pelaku edukasi dalam memberikan arahan pembelajaran yang mengacu pada aturan, juklak juknis yang ada. Transparansi merupakan hal mutlak yang harus dikedepankan, baik mengenai bantuan anggaran, isian dapodik, maupun hal lainnya sehingga para pihak yang berada di luar sana tidak terlalu suudzon terhadap kegiatan kesetaraan itu sendiri. Kritik yang mengarah pada suatu perbaikan tentunya sangat pula diharapkan, bersikaplah kooperatif jika ada para awak media dan LSM yang datang untuk konfirmasi karena walaupun bagaimana mereka adalah mitra kita, jangan pula alergi karena tupoksinya jelas sebagai kontrol sosial, namun memang terkadang masih banyak oknum diantara mereka datang bagai malaikat, mengorek permasalahan dan bahkan menginterogasi yang bersangkutan berbekal UU PERS no. 40 tahun 1999 terutama pasal 18 yang sering di jadikan tameng, padahal kalau kita cermati pasal tersebut hanya berlaku bagi wartawan yang menjalankan kegiatan liputan terkait untuk pemberitaan,” tegasnya.

Didit berharap agar semua pihak saling menghormati, dan menghormati keberadaan lembaga, contoh Forum Warga dan Wartawan Garut Selatan adalah suatu wadah untuk komunikasi dan silaturahim para Warga dan Wartawan, agar khususnya Garut Selatan bisa bersinergi dan mengerti akan tupoksi Wartawan, persatuan dan kekompakan Warga Garut Selatan tertuang pula dalam AD/ART Forwagas.

” Forwagas hadir dan di bentuk tidak untuk meramaikan organisasi atau ikut ikutan membentuk lembaga, akan tetapi Forwagas hadir demi persatuan dan kesatuan (sapapait sama manis). Dibentuk berdasarkan rasa prihatin akan adanya beberapa oknum yang tentunya tidak bertanggung jawab, Garsel menjadi obyek dan sasaran dari berbagai oknum yang mengatas namakan organisasi maupun lembaga, mereka terkadang datang bergerombol hanya untuk mengorek kesalahan tanpa memberikan suatu solusi perbaikan, mereka (para oknum) datang ke Garasel tanpa ada rasa sungkan dan risih, tidak saling menghargai pada organisasi atau Forum yang ada atau bisa dikatakan selonong boy. Dengan demikian dikhawatirkan di kemudian hari akan timbul suatu permasalahan yang berujung adu kekuatan, baik argumen maupun yah’ tidak menutup kemungkinan akan terjadi adu fisik pula,” Ungkapnya.

Didit tetap berharap hal tersebut diatas bisa terkendali dan teratasi dengan baik bermodalkan saling menghargai dan saling mengerti tupoksi,” Tentunya sebagai manusia siapapun dan di manapun pasti ada kelemahan serta kesalahan namun ada juga sisi baiknya, khusus pada rekan media saya berharap agar tetep menjalankan aktivitasnya sesuai dengan koridor dan aturan yang ada pula, expose merupakan kewajiban seorang jurnalis akan tetapi, sering kali kita melihat, mendengar dan membaca media kebanyakan yang terekspose hanya kesalahan/ keburukannya saja, sisi baiknya jarang terpublikasikan,” pungkasnya.

*** Tim