DAERAH  

Warga RW. 05 Kelurahan Sumber Bebersih Situs Balong Potag yang Tak Terawat

JABAR.KABARDAERAH.COM . KABUPATEN CIREBON – Kepedulian warga RW. 05 Kelurahan Sumber Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon bukan saja terhadap protokol kesehatan dimasa pandemi covid-19, namun dimasa pandemi virus corona ini masih peduli terhadap kondisi Situs Balong Potag yang terlihat tidak terawat.

Balong (Kolam) yang lokasinya tak jauh dari kantor Bupati Cirebon tersebut, dahulu bisa untuk mandi dan mencuci pakaian warga setempat maupun warga pendatang kini sepi bagaikan mati suri seiring perkembangan jaman.

Begitu juga Tajug (Mushala) yang dulu biasa ramai saat menjelang Shalat lima waktu, kini hampir tidak ada jamaahnya, hanya ada satu dua orang yang masih rajin mendatangi Mushala kramat tersebut guna melaksanakan Shalat lima waktu

Selain itu, bekas lapangan Voly Ball yang dulu sering digunakan anak-anak BRONKIP (Bronjote Ki Gede Potag) untuk berolahraga, kini hanya tinggal hamparan lapangan untuk menjemur kasur dan pakaian warga setempat.

Dipimpin Ketua RW 05, Nurita, puluhan warga RW 05 Kelurahan Sumber dibantu puluhan warga dan beberapa Ketua RT dari RW setempat secara guyub bebersih (bersih-bersih) lokasi Situs Balong Potag milik Kesultanan Kanoman tersebut, Minggu (21/3/21).

Hadir dalam kegiatan tersebut, Wakil Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Cirebon H Muhammad Ridwan dan sejumlah tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda serta seorang warga yang pernah mengelola balong kramat potag sekaligus mantan Ketua RW. 05 Kelurahan Sumber, bapak Sudarma

Ketua RW. 05 Kelurahan Sumber, Nurita, mengatakan, berawal dari melihat situasi dan kondisi di lokasi Situs Balong Potag, saya mencoba membuat ruang diskusi melalui Group WhatsApp RW 05 pada waktu malam Sabtu (20/3/21).

Dikatakannya, siapa yang punya pengetahuan tentang potag dari mulai sejarah, foto dokumentasi, atau kenangan-kenangan kegiatan kemasyarakatan silakan di-upload. Nah, akhirnya warga kita undang melalui group WhatsApp, dan Alhamdulillah hari Minggu ini (21/3/21) kita bisa melaksanakan kegiatan kerja bakti di lokasi Situs Balong Potag.

“Alhamdulillah hampir sekitar enam puluh orang yang hadir dalam kegiatan bersih bersih Situs Balong Potag, “katanya.

Ia menyebutkan, ada tiga Ketua RT yang hadir, yakni Ketua RT 01, 02 dan 06, sedangkan para Ketua RT yang lain tidak bisa hadir, dengan alasan sedang sibuk kerja bakti di Saung Kopeling dan ada yang sibuk berolahraga gowes.

“Setelah kita ke lokasi Situs Balong Potag, dan melihat kondisi Balong Potag yang sekarang, banyak keluhannya, ke depannya balong potag itu mau seperti apa, “ujarnya.

Dikatakanya, terlihat sekarang Mushalahnya (tajug) kumuh, tidak terawat, tidak ada jemaah, kemudian dari depan juga lapangan Voli yang dulu sering digunakan untuk berolahraga kini hanya tinggal hamparan dan hanya dijadikan jemur pakaian maupun jemur kasur.

“Pokoknya, segala macam sudah tidak terawat, nanti rencana kita wadahi “tuturnya.

Dari pantauan ke lokasi, kata dia, muncul ada suatu gagasan, bagaimana kalau bisa Situs Balong Potag tersebut bisa dilestarikan seperti dulu.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Cirebon H. Muhammad Ridwan mengatakan, sebenarnya situs balong potag itu harus dipelihara, karena merupakan bagian dari aset daerah ya, aset yang punya nilai sejarah tersendiri dari Cirebon.

“Terkait situs tersebut diakui secara resmi atau tidak oleh Dinas Kebudayaan Pariwisata, nanti tugas pemerintah daerahlah melalui kelurahan, atau RW menginisiasi untuk berkomunikasi dengan pihak kelurahan, konfirmasi dengan dinas terkait, “ujarnya, saat ditemui di kediamannya, Selasa (23/3/21) pagi.

Bagaimanapun juga, kata dia, situs balong potag itu ada petilasan, ada sejarah dari keraton, sehingga memang harus ada pencatatan resmi.

“In Syaa Allah kalau memang di situs itu secara regulasi bisa dibantu barangkali nanti ada budidaya ikan dan lain sebagainya, “katanya.

Hanya, kata Ridwan, yang jelas memang di situ kan nyambung dengan dana dari Pemda. Kalau jadi fasilitas untuk keindahan, apakah taman, atau apapun bentuknya yang bisa dimaksimalkan, itu akan lebih bagus.

Ridwan menghimbau, pengelola situs balong potag itu harus lebih terbuka lagi ya. Jadi bahwa sebuah situs itu kan milik masyarakat, yang memang di situ mengandung nilai sejarah.

Masih kata Ridwan, situs tersebut tidak bisa hanya menjadi sebuah cerita rakyat belaka tanpa ada pencatatan sejarah. Nah ini yang penting, yang kemudian nanti di situ kan ada sebuah titi saranya.

“Jadi, Runutan sejarah yang mengaitkan tentang babad Cirebon. Intinya harus memahami tentang sejarah situs tersebut, “ujarnya.

Lebih lanjut Ridwan mengatakan, setiap situs yang ada di Kabupaten Cirebon itu kan tidak lepas dari makna perjuangan orang – orang jaman dahulu, jadi ini yang harus kita pahami, jadi bukan hanya sebagai situs kramat saja, yang kemudian maknanya relatif natural.

“Tetapi, ketika silsilah sejarah itu muncul itu yang kemudian menjadi sebuah sejarah bagi pembelajaran anak anak generasi berikutnya yang akan menyemangati, “tutup Ridwan.

(yan)