Ketua DPRD Kab. Bekasi Aria Dwi Nugraha membuka RESES Pertama nya di Wilayah Cikarang Kota, Cikarang Utara

JABAR.KABARDAERAH.COM . KAB. BEKASI – Ketua DPRD Kabupaten Bekasi Aria Dwi Nugraha membuka
reses pertamanya yang nampak dihadiri terdiri dari beberapa muspika, tokoh agama, kepala Desa Cikarang Kota, TNI, dan Polri juga lembaga-lembaga yang ada di wilayah Dapil 6. Banyaknya tamu undangan yang hadir membuat terlihat sangat antusiasnya mereka menghadiri kegiatan Reses tersebut.

Dalam Reses ini berada di wilayah Dapil 6 yang kebetulan juga meliputi 3 kecamatan yakni Cikarang Utara, Cikarang Timur, dan Karang Bahagia.

Pada kesempatan ini Ketua DPRD Aria Dwi Nugraha menerima beberapa aspirasi dari masyarakat, antara lain dari mulai masalah sampah hingga ketenaga kerjaan, tidak ketinggalan pula pembahasan masalah lahan TPU yang ada di Kabupaten Bekasi. Beliau pun mencoba menjawab semua keluhan masyarakat tersebut dan hal ini juga akan Beliau di bawa ke perundingan di DPRD Kabupaten Bekasi, Sabtu (01/02/2020).

Aria Dwi Nugraha mengatakan,” Terkait sampah, saya sudah diskusi bersama tim TAPD terkaitan dengan sampah. Dewan mengambil langkah baiknya di kerjakan dan berkerja sama dengan swasta, untuk bisa melakukan pengelolahan sampah. Kalau memang pemerintah kabupaten Bekasi tidak mampu untuk menjawab tentang sampah, maka solusi apa yang harus di keluarkan, maka dari itu saya mendorong ke pada Bupati untuk mengambil langkah langkah penangan yang berkaitan hal tersebut. Saat saya berkunjung ke berbagai kota dan kabupaten, Saya menitik beratkan tentang pengelolaan sampah itu. Terlihat ada beberapa kota dan kabupaten di kerjakan dengan sistim teknologi, mudah – mudahan ini salah satu solusi tuk bisa menjawab pesoalan sampah yang ada di kabupaten ini “.

Sementara ketua DPRD Aria Dwi Nugraha menjawab terkait dengan gepeng, pengamen dan yang lainya, ” Saya sangat prihatin kepada pemerintah kabupaten daerah Bekasi, bahwa daerah itu belum berhasil untuk memberikan kesejahteraan masyarakat kabupaten Bekasi. Inilah yang akan menjadi bahan evaluasi kita”.

” Saya secara pribadi dari sisikemanusian itu kurang pas bagaimana menghusir mereka tanpa ada solusi yang di berikan ke mereka, karena mereka juga bagian dari Masyarakat Kabupaten Bekasi. Maka dari itu kita buat program yang berkaitan dengan gepeng, pengamen, dan setelah program itu sudah di buat dan sudah di ciptakan maka kita sosialisasikan, bahwa untuk menertibkan dan merapihkan hal – hal semacam itu “, jawab Ari Dwi Nugraha.

” Pokonya persoalan di kabupaten Bekasi seperti apa saya sudah terpikirkan, dan secara desain pemikiran sudah ada, tinggal akhirnya pengaplikasikan sedikit – sedikit, saya juga gak secara pribadi, pasti harus bisa kerja sama yang baik dengan pemerintahan kabupaten Bekasi. baik dari Legeslatif maupun exsekutif kitakan punya tiga pungsi, kita pasti mendukung sport untuk kinerja kabupaten Bekasi yang lebih baik lagi” tutur Aria.

” Untuk lapangan kerja di kabupaten ini sudah ada Perbup dan Bupati juga sudah langsung mengedarkan Perbup Nomer 9 Tahun 2019. Keperpihakan terhadap masyarakat kabupaten Bekasi 50%. Maka kiranya kalau itu di perkuat dengan Perda maka kita kaji lagi, dan yang terpenting kita itu memberikan fasilitas yang terbaik untuk menjawab masalah pengaguran yang ada di kabupaten Bekasi, hal ini selalu menjadi perbincangan yang ada di desa desa, di sisi lain kita mendapat berkah, dengan peningkatan jumlah penduduk yang saat ini  menjadi tiga juta enam ratus, ini juga merupakan beban tersendiri bagi pemerintah Kabupaten Bekasi “, lanjutnya.

” Sabar inshaa Allah kita akan tertibkan besok, untuk BLK Kabupaten Bekasi, untuk bisa akhirnya memfasilitasi dan wadah untuk memproduksi kawan kawan khususnya kawula muda melenial, untuk siap di ditribusikan ke perusahaan – perusahaan karena kita sebagai wadah untuk menjadi mitra – mitra mereka (Industri),  atas dasar kerja sama dengan dunia industri”, sambung Aria.

” Saya ini sudah melakukan invetigasi bahkan sidak ketenaga kerjaan, ke Lembaga Pelatihan Kerja ( LPK ) yang terkesan menjadi (Maaf) lintah si penyedot darah dengan biaya sekian juta – sekian juta akhirnya masih belum kerja, ada juga fenomena bayar sekian, setelah masuk dua bulan tiga bulan ke luar lagi. Inshaa Allah saya akan terus melakukan sidak “, Imbuh Aria.

(Sule)