OPINI  

Apa Kabar Pendidikan di Bumi Pasundan?

Penulis : Yuyun Suminah, A. Md
(Seorang Guru di Karawang)

JABAR.KABARDAERAH.COM . OPINI – Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersama British Embassy in Indonesia meningkatkan hubungan baik melalui program kerja sama pengembangan vokasional bidang kemaritiman antara Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar dan City of Glasgow College. Ditandatangani Gubernur Ridwan Kamil dan Vice Principal Business Development and Innovation City of Glasgow College Roy Gardner dari tempat masing-masing pada Rabu (18/11/2020), juga disaksikan oleh Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins. (Dikutip tribunnews.com)

Adapun Bentuk kerja sama tersebut menghasilkan: Pertama meningkatkan kurikulum vokasional industri dan teknologi maritim. Kedua transfer of knowledge (pertukaran pengetahuan) di bidang maritim, sains, dan tekhnologi. Ketiga, meningkatkan kapasitas mengajar.

Bentuk kerja sama tersebut salah satu bentuk kesiapan Pemprov Jawa Barat untuk menyokong Rebana Metropolitan, kawasan masa depan ekonomi di Jabar. Maka, peserta didik pun disiapkan untuk mengikuti perkembangan ekonomi dan tekhnologi yang ada. Ketika urusan pendidikan saja diserahkan kepada asing walaupun dengan istilah “kerja sama”, akan seliberal apa pendidikan tersebut?.

Masalah pendidikan SMK tak bisa dilepaskan dari asas yang mendasari pendidikan vokasi ini. Indonesia menerapkan sistem pendidikan vokasi sekuler (memisahkan pendidikan agama dengan kehidupan).

Kurikulumnya dirancang tidak berbasis pada akidah Islam. Namun, disusun mengikuti perkembangan pasar tenaga kerja. Pendidikan dalam sistem kapitalis selalu yang jadi prioritas adalah materi, bagaimana menghasilkan buruh terdidik yang mampu bersaing secara ekonomi. Maka standarisasinya pun sesuai sudut pandang pelaku usaha dan industri dalam sistem kapitalis.

Begitu juga dengan transfer ilmu dan tekhnologi hanya sebatas penunjang menjadikan buruh terdidik mengikuti perkembangan zaman. Tenaga pengajarnya pun akan mengikuti pesanan pasar yang bisa menjadi perantara para elit pengusaha dengan peserta terdidik.

Berbeda dengan pendidikan dalam sistem Islam yang bertujuan untuk mencetak generasi bertaqwa. Bukan hanya menguasai banyak ilmu pengetahuan dan berteori semata, namun pengetahuan yang dimilikinya akan membangun pemahaman yang tercermin dalam perbuatannya. Karena fungsi strategis pendidikan tak hanya mentransfer berbagai pengetahuan (knowledge) seperti sains dan teknologi untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Peserta didik akan dibekali dengan ilmu agama terlebih dahulu sebelum ilmu umum lainnya. Keimanan harus menjadi fondasi perbuatannya. Dalam kitab Al Ta’liim Al Manhaji disebutkan tujuan pendidikan:

1. Membentuk kepribadian Islam (Syakhshiyyah Islamiyyah) bagi peserta didik. Islam menjadi identitas dirinya yang selalau melekat dalam dirinya. Menjadikan setiap perbuatannya dan pola berfikirnya sesuai dengan Al – Qur’an dan As Sunah.

2. Membekali peserta didik dengan ilmu-ilmu keislaman (Tsaqafah Islamiyyah). Islam memandang ilmu dan Tsaqafah Islam sesuatu yang mulia, maka dalam Islam orang yang berilmu akan Allah SWT angkat derajatnya. Peserta didik akan diberikan ilmu keislaman selain ilmu yang berkaitan dengan hubungan dirinya dengan Sang Pencipta seperti ibadah, ilmu yang berkaitan dengan sesama pun akan diberikan seperti ekonomi Islam, sistem pergaulan dalam Islam dan lain-lain.

3. Membekali peserta didik dengan ilmu-ilmu yang diperlukan dalam kehidupan. Selain ilmu yang berkaitan dengan agama, Peserta didik pun akan diberikan ilmu kehidupan seperti saint dan tekhnologi agar dapat mengikuti perkembangan zaman tidak Gaptek atau anti tekhnologi. Justru sebenarnya kemajuan tekhnologi sebagai sarana tuk memudahkan dalam menuntut ilmu.

Disamping itu pendidikan yang baik butuh peran negara, Karena negara punya kewajiban memberikan pelayanan terbaiknya bagi setiap warganya baik dari segi sarana dan parasarana, Negara juga wajib menyiapkan tenaga pengajar yang mumpuni dalam mengajar, Tak hanya itu kesejahteraan pengajar pun harus tercukupi, sehingga mereka akan fokus perhatiannya untuk menyampaikan ilmu. Wallahu a’lam bishshawab. (red)