DAERAH  

Asal Usul Desa Jatiwangi

JATIWANGI.KABARDAERAH.COM – Pada jaman dahulu tersebutlah suatu kisah yang menceriterakan Negeri Jatiwangi yang dulunya masih dinamakan Kerajaan Wanayasa yang di pimpin oleh ARYA JITENG JATISAWARA, permaisurinya bernama DEWI BASRINI ,dikarunia 2 (dua) orang putra :

1.      Rd. ANGGANA SUTA

2.      Rd. SOLIHIN

Setelah hancurnya Kerajaan Wanayasa Pangeran Lontang Jaya yang berasal dari keturunan Daeng Mataram mendirikan sebuah pertapaan Tarikolot

(Bekas pertapaan Tarikolot kini dinamakan Buyut Subang) yang sekarang berada di wilayah Desa Surawangi.

Kurun waktu beberapa tahun, terjadilah peperangan antara Kerajaan Sindangkasih yang Bupatinya Pangeran Muhamad dengan Sumedang yang di pimpin oleh Pangeran Suryadilaga

( Pangeran Cornel ), kemudian Pangeran Suryadilaga menyerah dan berjanji akan menyerahkan tanah Sah Bandar yang tadinya diakui sebagai wilayah Sumedang.

Setelah usai peperangan para pemimpin kembali ke daerahnya masing-masing, namun Rd. Anggana Suta berangkat ke pertapaan Tarikolot, di mana Pangeran Lontang Jaya pada waktu itu sedang menanam pohon jati, tapi yang hidup hanya 1 (satu) yang sampai sekarang berada di pinggir Buyut ( Makam Keramat ) Subang Surawangi.

Setelah mendengar berita kemenangan peperangan dengan Sumedang Pangeran Lontang Jaya berjanji akan mengangkat Rd. Anggana Suta untuk dijadikan penguasa di daerah Wanayasa.

Dalem    Sumedang   mengirimkan    sepucuk   surat kepada Pertapaan Tarikolot untuk disampaikan kepada Rd. Anggana Suta bahwa daerah Wanayasa yang telah beberapa tahun dikuasai akan dikembalikan.

Berkenan itu pula Dalem Bantarjati yang dipimpin oleh Ki Bagus Rangin memberi gelar Rd. Anggana Suta menjadi KI BAGUS MANUK, pemberian gelar tersebut dikarenakan pada waktu peperangan  Rd. Anggana Suta bisa berjalan di Air Sungai Cimanuk waktu peperangan melawan Pasukan Sumedang.

Pangeran Lontang Jaya setelah menerima surat yang dikirim oleh Pangeran Suryadilaga tergugah hatinya untuk merubah nama Wanayasa menjadi JATIWANGI.

Perubahan itu diambil dari Gada Pusaka peninggalan Kerajaan Wanayasa yang terbuat dari pohon jati yang mempunyai keharuman tersendiri :

JATI diambil dari pohon jati, sedangkan WANGI karena keharumannya maka sampai sekarang daerah ini dinamakan JATIWANGI.

Konon menurut ceritera, setiap orang yang menjadi Kuwu/Kepala Desa di Desa Jatiwangi harus merawat dan membungkus book ( buku pusaka ) tersebut dengan kain putih sepanjang 2 (dua) meter, menyelipkan nama dan tahun mulai diangkat menjadi Kuwu/Kepala Desa serta setiap tanggal 1, 15, 30 setiap bulannya diharuskan membuat sesajen untuk disuguhkan dimana book itu disimpan, namun sesajen tersebut tidak dituliskan dalam naskah ini.

Demikian riwayat singkat Desa Jatiwangi. (red)