DAERAH  

Mendagri,” Pusat dan Daerah Jangan Lengah Oleh Kondisi Landainya Inflasi

SUKABUMI . JABAR.KABARDAERAH.COM — Asisten Daerah Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Ade Setiawan mengikuti rakor pembahasan langkah konkret pengendalian inflasi di daerah bersama Kemendagri secara virtual di Sekretariat Daerah. Palabuhanratu, Senin (13/2/23).

Menteri Dalam Negeri M. Tito Karnavian dalam sambutannya mengatakan, awal tahun 2023 Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa inflasi di Indonesia diangka 5,28 persen. Hal tersebut merupakan keberhasilan kerjasama pusat dan daerah.

“Bapak Presiden menyampaikan apresiasi atas kerja yang dilakukan oleh pemerintahan daerah, beliau juga bergembira karena harga komoditi di pasar daerah relatif terkendali,” Ungkap Mendagri.

Mendagri menjelaskan, pemerintah pusat dan daerah jangan sampai lengah dengan kondisi inflasi yang landai, dengan itu harus terus melakukan langkah-langkah konkret. Perlu diwaspadai saat ini ialah ketersediaan beras dan minyak goreng.

“Pemerintah mohon kerja sama dengan Perum bulog di daerahnya masing-masing, mulai dari jumlah stok beras, stabilisasi harga hingga operasi pasar,” Pintanya.

Sementara itu Deputi Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) M. Habibullah menjelaskan, BPS mencatat pada minggu kedua bulan Februari 2023 terdapat 18 provinsi yang mengalami kenaikan harga beras sedangkan untuk level kabupaten/kota, kenaikan beras terjadi di 147 wilayah.

“Bawang merah menduduki peringkat kedua dalam jumlah kenaikan harga di wilayah provinsi, kabupaten, dan kota,” Ujarnya.

Deputi menjabarkan, sebanyak 13 provinsi dan 130 kabupaten/kota yang mengalami kenaikan, kemudian disusul minyak goreng dengan angka kenaikan di 13 provinsi, dan 105 kabupaten/kota.

“Lebih dari setengah jumlah provinsi di Indonesia mengalami kenaikan harga beras,” Katanya.

Habibullah mengucapkan, kenaikan Indeks Perubahan Harga (IPH) pangan di pulau Sumatera yang tertinggi berada di Kabupaten solok dengan angka 7,25 persen. Sedangkan kedua di Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, dan disusul Aceh Selatan.

Selanjutnya di pulau Jawa kenaikan indeks harga tertinggi ada di Pangandaran provinsi Jawa Barat dengan angka mencapai 6,54 persen, disusul Garut sebesar 4,83 persen.

“Penyebab IPH kenaikan pangan di Jawa akibat kenaikan beras dan bawang,” tandasnya.

Habibullah menambahkan cabai merah menjadi komoditas bahan pangan dengan fluktuasi kenaikannya cukup signifikan selama minggu kedua bulan Februari. Ada 101 kabupaten kota dan 11 provinsi di Indonesia mengalami kenaikan cabe merah, komoditas tersebut kenaikannya cukup fluktuatif.

“Sebanyak 28 kabupaten dan kota tidak mengalami fluktuasi harga alias stabil pada 20 Komoditas pangan yang dipantau,” Bebernya.

Asda bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Ade Setiawan menegaskan akan terus melakukan langkah-langkah konkret di daerah sesuai arahan kemendagri. Terutama pendataan wilayah penghasil beras dan pemantauan harga komoditas pangan.

“Kita akan terus melakukan koordinasi dengan Perum beras bulog agar jumlah stok beras dan stabilisasi harga pangan di Kabupaten Sukabumi tetap terjaga,” Singkatnya. (Asep SH/Dendis)