DAERAH  

RSUD Bunut Siap Tangani Kasus CALEG Yang Strees Karena Kalah Dalam Pemilu 17 April Nanti

gambar ilustrasi.

SUKABUMI, jabarkabardaerah.com -RSUD R. Syamsudin, SH (RS Bunut) Kota Sukabumi mengaku telah siap menampung dan menangani para calon legislatif ( Caleg ) yang mengalami stres hingga gangguan kejiwaan akibat kekalahannya dalam kontestasi pemilu 17 April 2019 yang sesaat lagi datang.

RSUD Bunut telah menyiapkan beberapa ruangan khusus untuk menangangi dan merawat mereka yakni para Caleg yang terindikasi Strees hingga gangguan kejiwaan, salah satunya di Ruang Kemuning, tempat pasien Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) biasa dirawat. Ruang Kemuning adalah ruang perawatan gangguan kejiwaan, artinya pasien yang mengalami masalah seputar gangguan kejiwaan akan diperiksa, dirawat, dan ditangani di ruangan tersebut.

Ruangan Kemuning terbagi menjadi tiga bagian, yakni ruangan observasi, ruangan rawat, dan ruangan isolasi atau bangsal. Untuk bangsal, jumlahnya ada 18 ruangan, sementara ruangan isolasi ada dua ruangan, serta satu dokter spesialis kejiwaan bernama dokter Hermansyah.

Ketua Tim Penanganan Keluhan dan Informasi RSUD Bunut, dr. Wahyu Handriana, menjelaskan pada prinsipnya, RS Bunut siap menerima siapapun, baik pasien dengan gangguan kejiwaan atau gangguan secara fisik.

Menurut Wahyu, sebenarnya pihak RS tidak mempersiapkan ruangan secara khusus untuk para caleg yang mengalami stres atau gangguan kejiwaan akibat kekalahan di kontestasi pemilu nanti.

“Pada prinsipnya akan ditempatkan sesuai dengan diagnosis penyakit yang ditemukan. Apabila pasien tersebut didiagnosis mengalami gangguan kejiwaan, maka ia akan ditempatkan di bangsal jiwa. Apabila tidak, akan disesuaikan penempatannya, apakah karena syaraf atau penyakit dalam,” papar Wahyu kepada wartawan, Selasa (12/03/2019).

Lanjutnya, apabila pasien mengalami gaduh gelisah hingga membahayakan orang lain, berdasarkan SOP pihaknya akan menempatkan pasien tersebut di bangsal isolasi. Jika tidak, pasien bisa dirawat di ruang kejiwaan.

“Apabila diperlukan pasien bisa ditempatkan di ruang observasi terlebih dahulu,” ujarnya.

Wahyu menambahkan, pada tahun-tahun sebelumnya RS Bunut belum menerima laporan terkait adanya caleg yang mengalami gangguan jiwa karena kalah dalam kontestasi pemilu. Namun, pihaknya tak pernah membedakan fasilitas yang akan diberikan kepada caleg maupun non-caleg, karena menurutnya semua pasien adalah masyarakat yang harus dilayani sesuai SOP yang ada.

“Kita belum punya datanya untuk hal itu. Pada dasarnya, kita memperlakukan sama, tidak kita bedakan apakah itu calon legislatif atau siapapun mereka,” imbuhnya.

Meskipun siap menerima pasien caleg yang mengalami stres atau gangguan jiwa, tetapi ia berharap tahun ini tidak banyak caleg sampai mengalami stres atau gangguan jiwa hingga dirawat di rumah sakit.

“Saya harap tidak semuanya lah masuk rumah sakit gara-gara stres,” pungkasnya. (red)