Miris, Bocah SD di Majalengka Berjuang Mengurus Kakek dan Adiknya Seorang Diri

MAJALENGKA . JABAR.KABARDAERAH.COM — Amel Amelia Putri (13), bocah SD yang berjuang mengurus kakek dan adiknya seorang diri di tengah keterbatasan ekonomi di Desa Kalapadua, Kecamatan Lemahsugih, Kabupaten Majalengka kini didatangi Bupati Majalengka, Karna Sobahi, Senin (12/6/2023).

Sebelumnya, sudah beberapa pejabat mendatangi bocah berusia 13 tahun itu, seperti Anggota DPR RI Sutrisno hingga Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum.

Kedatangan orang nomor satu di pemerintahan Kabupaten Majalengka itu pun disambut oleh Amel.

Di lokasi, tepatnya di Kampung Cintapada, RT.20/6 Desa setempat, Bupati pun langsung berdialog dengan Amel.

Selain Amel, ada juga sang adik bernama Aulia Ramadani (7), kakeknya bernama Alyamin (70), ayahnya Adeng (38) dan sang bibi.

Sebelum itu, Karna meninjau terlebih dahulu sudut-sudut rumah Amel yang kondisinya memprihatinkan.

Barang-barang yang sudah lapuk, lantai yang reyot dan kondisi kamar yang usang menghiasi rumah Amel saat ini.

Dalam kunjungan Bupati, terlihat Amel dan keluarga kini makin tampak bugar.

Kakeknya yang Minggu lalu terlihat lemas, terlihat kini merespon apa yang selalu Bupati utarakan.

Karna juga mengaku akan membantu keluarga Amel dari berbagai sisi.

Sehingga, kehidupan Amel dan keluarga makin membaik ke depannya.

“Sekarang kita sudah tahu, masyarakat sudah tahu, solusinya yang diperlukan, tidak hanya datang selesai tapi kita cari solusi,” ujar Karna kepada Tribun, Senin (12/6/2023).

Ada beberapa bantuan yang kini sudah dan akan diberikan untuk Amel keluarga.

Salah satunya, sekolah Amel akan dibiayai gratis sampai lulus SMA nanti.

“Sekolahnya juga mulai hari ini sudah akan didaftarkan di SMPN 3 Majalengka, jadi setiap kebutuhan sekolah Amel sampai lulus SMA akan dibiayai oleh Kabid Disdik,” ucapnya.

Selain itu, Karna juga akan memberikan modal untuk ayahanda Amel agar tidak usah kembali merantau untuk bekerja.

Direncanakan, ayahanda Amel bernama Adeng akan diberi gerobak dan diberi modal dengan sejumlah uang.

“Saya sudah kasih uang tadi sebesar Rp 5 juta plus Rp 1 juga dari Dinsos untuk kebutuhan modal usaha bapaknya Amel.”

“Tadi katanya bapaknya Amel akan jual bakso keliling di sini,” jelas dia.

Tak hanya sampai di situ, mantan Wakil Bupati Majalengka dua periode itu juga memastikan pengobatan gratis untuk sang kakek Amel.

Di sisi lain, rumah Amel akan diperbaiki dengan anggaran puluhan juta rupiah.

“Alhamdulillah, rumahnya Amel akan diperbaiki dengan anggaran Rp 60 juta dan kakeknya Amel digratiskan untuk berobat sampai sembuh,” katanya.

Seperti diketahui, perjuangan Amel Amelia Putri (13), bocah SD di Desa Kalapadua, Kecamatan Lemahsugih, Kabupaten Majalengka patut diteladani dan bikin haru.

Pasalnya, jika diusia sebayanya menghabiskan waktu untuk bermain, Amel harus mengurus adik dan kakeknya seorang diri.

Hal itu juga dikarenakan, ayah Amel sibuk bekerja berdagang di Bekasi, Jawa Barat.

Di sisi lain, ibunya sudah empat tahun pisah dengan Amel, karena menetap di Pekanbaru.

Permasalahan keluarga orangtuanya menjadi faktor Ayah dan Ibunya memilih jalannya masing-masing dan kini Amel harus menerima kenyataan pahit itu.

Amel menceritakan perjuangan kesehariannya untuk mengurusi adik dan kakeknya yang tengah jatuh sakit.

Diketahui, kakeknya bernama Alyamin (70) mengalami penyakit stroke yang sudah dialaminya dua tahun terakhir.

Kata Amel, kegiatan yang setiap hari dilakukannya untuk mengurusi sang kakek, yakni sering menuntunnya jika hendak beraktivitas.

Termasuk, ketika kakeknya hendak menuju ke kamar mandi yang berada di depan rumahnya.

Selain itu, Amel juga sering melakukan pekerjaan rumah, seperti mencuci baju sang kakek, memasak seadanya untuk adiknya dan tak jarang juga memijit kakeknya jika diminta.

“Ya merawat kakek dengan cara membantu pekerjaan rumah, ya memasak untuk kakek juga, kalau kakek mau dipijitin ya Amel pijitin gitu.”

“Ya gitu (nuntun ke kamar mandi), sama dibantu sama tetangga-tetangga juga,” ujar Amel, Sabtu (3/6/2023).

Karena sering membantu pekerjaan rumah untuk mengurusi adik dan kakeknya, tak jarang waktu bermain Amel juga terkikis.

Kendati demikian, ia mengaku ikhlas dengan kondisi yang dihadapinya saat ini.

“Suka ngeluangin waktu untuk mengurus kakek sama adik, kalau main mah curi-curi waktu saja kalau ada, tapi jarang main mah,” ucapnya.

Sehari-harinya untuk makan, Amel mengandalkan ulur tangan dari tetangganya maupun orang dermawan.

Hal itu juga yang membuat dirinya kerap tak tak memiliki uang jajan ketika bersekolah.

“Untuk ngurus kakek dan adik itu pakai uang seadanya, makanya Amel sering gak bawa uang kalau ke sekolah, karena sudah habis untuk makan kasih kakek dan adik,” jelas dia.

Disinggung soal keadaannya yang pernah pingsan di sekolah, Amel pun mengakui hal itu.

Hal itu disebabkan, karena dirinya juga jarang sarapan di rumah.

Ketika makan juga menggunakan lauk seadanya.

“Iya (pingsan), itu karena gak sarapan dulu di sekolahnya. Gak sarapan mah jarang, waktu itu karena buru-buru saja gitu,” ucapnya.

Ditambah lagi, sang ayah bernama Adeng (38) juga jarang pulang karena kerja.

Ia pun tak menuntut jika ayahnya tak memberinya uang untuk keperluan di rumah.

“Iya, kalau gak ngasih ya ga nuntut, sedikasihnya saja,” jelas dia.

Ketiganya pun kini hanya bertempat tinggal di sebuah rumah berukuran 4×6 meter dengan berbahan dasar kayu.

Rumahnya tersebut jauh dari kata layak, karena di bener sudut ruangannya sudah terlihat lapuk termakan usia.

Untuk menuju ke rumah Amel, harus melewati jalan setapak, karena rumahnya yang berada di pinggir sawah.

Di sana, ada rumah tetangganya yang menemani keberadaan tempat tinggal Amel bersama kakek dan adiknya.

Yang bikin miris, bagian depan Amel terdapat jamban.

Jamban sendiri merupakan suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya.

Saat Tribun datang pada Jumat (2/6/2023), ayah Amel bernama Adeng (38) sedang menggunakan jamban tersebut untuk mandi.

Diperkirakan, Amel, kakeknya dan adiknya juga menggunakan jamban tersebut untuk keperluan mandi.

Saat memasuki rumahnya, kesan reyot sangat terasa.

Alas rumah Amel juga terbuat dari susunan papan kayu.

Sepanjang mata memandang juga hanya terlihat sekatan ruangan yang terbuat dari anyaman bambu dan pintunya hanya ditutupi kain.

Tidak ada foto keluarga seperti layaknya sebuah rumah.

Di sebelah Utara ruangan, terdapat sebuah tv jadul.

Sebelahnya lagi, terdapat tumpukan buku yang diketahui milik Amel saat belajar.

Beberapa kali juga terdengar suara retak ketika ada orang berjalan di dalam rumah tersebut. (***)